Jumat, 09 Januari 2015

Resensi Novel ketika cinta bertasbih



Text Box:  Ketika Cinta Bertasbih
       I.            IDENTITAS BUKU
a.       Judul                           : Ketika Cinta Bertasbih
b.      Penulis                         : Habiburrahman El Shirazy
c.       Penerbit                       : Republika-Basmalah
d.      Tahun terbit                 : 2007
e.       Cetakan                       : Ke-17, Agustus 2007
f.       Dimensi                       : 20,5 cm x 13,5 cm
g.      Tebal                           : 483 halaman
h.      ISBN                           : 978-979-3210-84-1
i.        Harga                          : Rp. 25.500,-
j.        Ilustrasi sampul           : Disampul terdapat sebuah Masjid dan suasana langit Bermega merah.

    II.            POKOK PEMBICARAAN (Topik Umum)

Novel ini mengangkat kehidupan mahasiswa Indonesia bernama Fahri yang sedang belajar di luar negeri : Al Azhar University, Cairo, Mesir.

 III.            ASPEK KHUSUS YANG DIBAHAS DAN TUJUAN PENGARANG

Penulis ingin menyampaikan bahwa siapapun anda, yang ingin belajar keluar negeri, di Negara manapun di Australia, Amerika, Canada, Jerman, Perancis, Mesir, Saudi, Arabia, Pakistan, India, Malaysia, dan lain-lain. Sementara keberangkatan anda hanya bermodal prestasi dengan meraih beasiswa, Anda pasti bisa jika niat itu di ikuti dengan semangat yang tinggi dan lebih bekerja keras lagi. Seperti yang penulis sampaikan dalam novel “KETIKA CINTA BERTASBIH”, seorang anak muda yang berasal dari keluarga tidak mampu, namun berkat usaha, semangat dan kerja kerasnya dia mampu menjadi seseorang yang sukses.

 IV.            RIWAYAT PENGARANG

            Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976; umur 33 tahun) adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar dipasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.


    V.            SINOPSIS
Novel ini menceritakan tiga sosok anak muda yang sedang menuntut ilmu disebuah perguruan Tinggi, Yaitu Universitas Al-Azhar Di Cairo, yang didalam perjalanan menuntut ilmu itu mereka banyak menghadapi konflik, khususnya didalam mencari jodoh, mereka adalah : Anna Altafunnisa, Khairul Azzam, dan Furqan Andi Hasan, serta banyak peran pendukungnya lainnya.
Seorang pemuda yang menjadi tulang punggung keluarga, dia lah Abdullah Khairul Azzam, seorang  pemuda tampan dari sebuah desa di Jawa Tengah. Dari kecil, Azzam sudah terlihat sebagai anak yang sangat baik budi pekertinya. Bukan itu saja, Azzam juga seorang yang cerdas dan taat terhadap tuntunan agama.  Atas usahanya yang gigih, dia berhasil memperoleh beasiswa untuk belajar di Universitas Al Azhar Mesir setelah dia tamat Aliyah di desanya.
Azzam mulai menjalani hidupnya di Negara Mesir. Baru setahun tinggal di Kairo Azzam telah menjadi mahasiswa berprestasi peraih predikat Jayyid Jiddan (Lulus dengan Sempurna). Tetapi dibalik berita bahagia itu Azzam mendapat berita buruk, ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak tertua Azzam menjadi tulang punggung keluarga. Dan mau tidak mau harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya, mengingat adiknya masih kecil-kecil. Sementara itu, dia sendiri harus menyelesaikan studinya di Negara orang. Akhirnya dia mulai membagi waktu untuk belajar dan mencari nafkah. Ia mulai membuat tempe dan bakso yang ia pasarkan di lingkungan KBRI dia Kairo. Berkat keahlian dan keuletannya dalam memasak, Azzam menjadi populer dan dekat dengan kalangan staf KBRI di Cairo. Telah sembilan tahun lamanya Azzam menempuh pendidikan, dia belum juga lulus. Itu dikarenakan Azzam terlalu sibuk untuk membuat tempe dan bakso.
Karena Azzam sering mendapat job di KBRI, kemudian dia bertemu dengan Puteri Duta Besar. Gadis itu bernama Eliana Pramesti Alam. Eliana adalah lulusan EHESS Perancis yang melanjutkan S-2 nya di American University in Cairo. Selain cerdas, Eliana juga terkenal di kalangan mahasiswa karena kecantikannya. Ia bahkan pernah diminta main di salah satu film produksi Hollywood, juga untuk Film layar lebar dan Sinetron di Jakarta.
 Segudang prestasi dan juga kecantikan Eliana membuat Azzam menaruh hati pada Eliana. Tetapi Azzam urung menjalin hubungan lebih dekat dengan Eliana,  karena selain sifat dan  kehidupannya yang sedikit bertolak belakang dengan Azzam,  juga karena nasihat dari Pak Ali, supir KBRI yang sangat dekat dengan keluarga Eliana. Bahwa ada seorang gadis yang lebih cocok untuk Azzam. Pak Ali menyarankan untuk buru-buru mengkhitbah (melamar) seorang mahasiswa cantik yang tak kalah cerdasnya dengan Eliana. Dia bernama Anna Althafunnisa, S-1 dari Kuliyyatul Banaat di Alexandria dan sedang mengambil S-2 di Kuliyyatul Banaat Al Azhar – Cairo, yang juga menguasai bahasa Inggris, Arab dan Mandarin. Menurut Pak Ali, kelebihan Anna dari Eliana adalah  Anna memakai jilbab dan sholehah, bapaknya seorang kyai pesantren bernama Kiai Luthfi Hakim.
Ada keinginan dihati Azzam untuk menghkhitbah Anna walaupun ia belum pernah bertemu atau melihat Anna. Azzam sangat tertarik dengan kepribadian Anna yang sholehah. Karena tidak punya biaya untuk pulang ke Indonesia, Pak Ali menyarankan supaya melamar lewat pamannya yang ada di Cairo, yaitu Ustadz Mujab, ustad yang sangat dikenal Azzam.
Dengan niat penuh untuk mengkhitbah Anna, dia pun datang ke ustadz Mujab. Tapi ternyata lamaran itu ditolak atas dasar status. Karena S-1 Azzam yang tidak juga selesai, dan Azzam  lebih dikenal karena jualan tempe dan baso. Selain itu juga,  Anna telah dikhitbah  terlebih dulu oleh seorang  pria bernama Furqon, sahabat Azzam yang juga mahasiswa dari keluarga kaya yang  juga cerdas dimana dalam waktu dekat akan menyelesaikan S-2 nya. Azzam cukup bisa menerima alasan itu meskipun ada rasa kecewa dihati Azzam. Tetapi Azzam menerimanya dengan lapang dada.
Tetapi kemudian Furqon mendapat musibah yang sangat menghancurkan harapan-harapan hidupnya. Furqon difonis menderita HIV.  Hal tersebut membuatnya menghadapi dilemma antara ia harus tetap menikahi Anna yang telah dikhitbahnya, tetapi itu juga sekaligus akan dapat menghancurkan hidup Anna.
Dalam keadaan yang tak diduga-duga, Azzam bertemu Anna dalam sebuah pencopetan. Dalam peristiwa itu Azzam  menolong Anna mendapatkan kembali tasnya. Sayangnya, mereka tidak saling mengenal. Karena keduanya tidak pernah bertemu meski Azzam telah berniat mengkhitbah Anna.
Sementara itu Ayyatul Husna, adik Azzam yang sering mengirim berita dari kampung, membawa kabar yang cukup meringankan  hati Azzam. Agar Azzam tidak perlu lagi mengirim uang ke kampung dan lebih berkonsentrasi menyelesaikan kuliahnya. Karena selain Husna telah lulus kuliah di UNS, ia juga sudah bekerja sebagai Psikolog. Keahlian Husna dalam menulis sudah membuahkan hasil. Penghasilan Husna cukup dapat membiayai kebutuhan adiknya yang mengambil program D-3, serta adik bungsunya yang bernama Sarah yang masih mondok di Pesantren.
Azzam yang sudah sangat rindu dengan keluarganya memutuskan untuk serius dalam belajar, hingga akhirnya berhasil lulus. Azzam pun menepati janjinya ke keluarganya untuk kembali ke kampung dan segera mencari jodoh di sana, memenuhi amanat ibunya. Walaupun sebenarnya masih terbersit sedikit harapan untuk tetap mendapatkan hati Anna.
Tanpa diduga Azzam bertemu Eliana dalam pesawat dan bersama ketika sampai di bandara. Hal itu membuat wartawan tidak bisa tinggal diam. Kedekatan mereka menjadi pembicaraan publik. Hingga Eliana ikut pulang ke rumah Azzam. Warga sekitar juga ikut gempar atas kedatangan Eliana ke desanya.
Tak disangka Anna adalah teman dari Ayatul Husna yang saat itu datang ke rumah Azzam. Keduanya tercengang dan Anna semakin heran karena orang yang menolong Anna mengaku bernama Abdullah tetapi sekarang dia bernama Khoirul Azzam. Sebenarnya kedatangan Anna adalah untuk memberikan undangan pernikahan kepada keluarga Husna.
Seperti halnya ketika Azzam di Kairo, ketika dia membuka usaha bakso cinta di tanah airnya, Azzam memperoleh banyak pelanggan. Kesuksesan usahanya telah memenuhi semua kebutuhannya. Yang membuatnya lebih baik dari sebelumnya. Bukan itu saja, sebagai mahasiswa lulusan Universitas Al-Azar, Azzam juga diminta kyai Lutfi untuk menyampaikan isi kitab Al-Hikam dalam tiap pengajiannya.
Pernikahan Anna dan Furqan berlangsung juga dan mereka hidup dengan baik. Selama 6 bulan Anna dan Furqan dalam kehidupannya yang baik saja, dan saat itu juga hubungan mereka retak, Furqan menceritakan pada Anna bahwasanya dia sudah tidak perjaka lagi sebelum menikah dengan Anna dan dipastikan terkena HIV dan karena itu juga Ia tidak pernah menyentuh Anna, sehingga akhirnya Ia terpaksa memberi kebebasan untuk Anna (cerai).
Kembalilah Anna pada orang tuanya.
Ketika perceraian antara Furqon dan Anna terjadi, berita bahagia malah datang dari Azzam dan Husna. Azzam akan menikah dengan seorang dokter dari Kudus bernama Vivi. Sedangkan Husna akan menikah dengan Ilyas, santri kyai Lutfi.
Tapi peristiwa kecelakaan terjadi ketika empat hari sebelum Azzam menikah. Hari itu gerimis, ketika Azzam dan ibunya pulang dari rumah kyai Lutfi untuk mengundang kyai tiba-tiba bus dengan keecepatan kencang menabrak motor Azzam. Dengan spontan Azzam dan ibunya terpental. Dan dalam peristiwa itulah sang ibu menemui ajalnya untuk kembali kepada Allah. Bahkan Azzam harus mengalami patah kaki yang memakan waktu lebih dari satu tahun untuk kembali pulih.
Eliana akhirnya kembali kepada Azzam dan mengutarakan maksud hatinya. Tetapi semua itu sia-sia. Azzam telah mempunyai tunangan yaitu Vivi.
Dalam penantian Vivi menunggu kesembuhan Azzam, Vivi malah dilamar oleh orang lain dan mengembalikan cincin tunangannya kepada Azzam. Musibah seakan datang bertubi-tubi menimpa Azzam. Azzam difitnah telah menjual bakso berformalin dan bangkai tikus. Tetapi hal itu dapat diselesaikan Azzam secara bisnis. Bahkan dengan adanya musibah itu Azzam dapat membuka cabang bakso cinta di beberapa kota. Hanya masalah cintanya yang belum terselesaikan.
Azzam yang lumpuh setelah kecelakaan itu telah sembuh seperti semula, Ia mendatangi kiai Lutfi mohon bantuan mencarikan jodoh yang tepat sesuai permintaan Ibunya dulu. Kiai Lutfi lalu menceritakan seorang wanita yang dicerai suaminya karena suatu hal dan wanita itu masih perawan, yang diharapkan kiai Lutfi sendiri agar dapat diterima Azzam. Tanpa pikir panjang Azzam menerima tawaran Kiai Lutfi, menerima wanita itu menjadi istrinya, Azzam sangat senang begitu tahu kalau wanita yang diceritakan itu adalah orang yang pernah dicintainya yaitu Anna Althafunnisa, begitu juga sebaliknya Anna sangat senang karena Ia juga menjadi istri dari orang yang dulu sangat diharapkannya, atau cinta pertamanya.
Setelah sebulan pernikahan Anna dengan Azzam, tiba-tiba Furqan kembali menghubungi Anna dan membawa rujukan, dan Ia menceritakan bahwa Ia tidak terkena HIV. Tapi semua sudah terjadi Anna dan Azzam sudah bahagia, dan mereka mendoakan agar Furqan menemukan pasangan hidup yang cocok untuk nya.

 VI.            PERBANDINGAN NOVEL “KETIKA CINTA BERTASBIH” dengan KARYA SASTRA LAINNYA.
Novel “Ketika Cinta Bertasbih” menceritakan pemuda-pemudi Indonesia yang bekerja keras mencapai kesuksesan dalam urusan cita-cita dan sebuah cinta. Perbedaan novel “Ketika Cinta Bertasbih” dengan karya sastra lainnya yaitu lebih mencerminkan keagamaan dan ketakwaannya, meraih kesuksesan berlandaskan ketakwaan kepada Allah S.W.T.

VII.            UNSUR-UNSUR SASTRA
a. Unsur-Unsur Intrinsik
1.Tema :
“Seseorang yang miskin tapi berkarakter, bersahaja, berprinsip, haus ilmu, dan memiliki semangat hidup yang menyala-nyala untuk terus maju dan berprestasi dalam meraih cinta dan sebuah cita-cita”
2.Tokoh :
• Anna Althafunnisa
• Ayatul Husna
• Khairul Azzam
• Muhammad Ilyas
• Furqan Andi Hasan
• Ibu Azzam
• Kiai Lutfi
3.Perwatakan / Karakter :
• Anna Althafunnisa ; Seorang gadis yang sangat sempurna dimata semua orang, selain pintar dan cantiknya, dia juga mempunyai budi pekerti yang baik
• Khairul Azzam ; Seorang Pemuda yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan atas setiap perbuatannya dan menjadi suami dari Anna Althafunnisa
• Furqan Andi Hasan ; Seorang pemuda yang pernah menjadi suami pertama Anna dan bercerai karena suatu masalah yang sangat serius
• Kiai Lutfi ; Seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab atas perbuatannya dan dapat menjadi panutan bagi masyarakat.
• Ayatul Husna ; Gadis yang sangat menyayangi keluarganya dan menjadi perantara yang mempertemukan Anna dengan Azzam ketika di Indonesia
• Pendukung lainnya.
4.Alur / Plot :
Dalam novel ini penulis menggunakan alur maju, karena dimulai dengan awal pertemuan Anna Althafunnisa dengan Azzam, yang mana mereka telah melewati liku-liku kehidupan hingga akhirnya mereka bersatu / menikah.
5. Gaya Bahasa :
Dalam Novel ini penulis lebih banyak menggunakan bahasa percakapan 3 bahasa yaitu bahasa inggris, bahasa arab,dan bahasa indonesia sehingga pembaca mudah untuk mamahami isi cerita.
6.Setting / Lokasi :
Dalam novel ini tempat yang dipakai penulis untuk mengisi ceritanya terletak di Cairo, di Desa Kartasura, Desa Wangen jawa.
7.Sudut Pandang :
Memakai kata ganti orang ketiga karena dalam penceritaan penulis menggunakan kata dia.
8.Amanat :
- Raihlah cita-cita setinggi mungkin berjuanglah dengan kemampuan kita. Jadikan kehidupan ini sebagai tantangan bagi kita semua.
- Kesempatan harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak perlu takut akan resiko. Karena resiko membuat kita lebih matang untuk melangkah maju.
- Setiap ada kemauan, pasti ada jalan.
- Sesama muslim adalah saudara, yang saling peduli.
- Sayangilah dirimu, beri ia kesempatan untuk menjadi yang semestinya ia inginkan.
- Pilihan itu ada, namun tergantung siap atau tidak kita menanggung resiko dari pilihan yang kita itu.
- Teguh pendirian, rela berkorban adalah kunci sukses masa depan.
- Lebih baik diam, daripada berbicara yang tidak perlu.
- Buah pengorbanan lebih berharga daripada sesuatu yang dengan mudah di dapat tanpa pengorbanan.
- Cinta yang haqiqih adalah cinta yang berdasarkan pilihan hati, bukan hanya karena nafsu ingin memiliki.
b. Unsur-unsur Ekstrinsik
a. Budaya
 Novel ini penuh dengan keadaan yang mewah di sekitar Negara Cairo Mesir.
b. Sosial
Kehidupan seorang pemuda yang hidup mandiri di suatu Negara yaitu Cairo Mesir yang serba kekurangan tetapi memiliki tekad yang tinggi untuk meraih cita-cita nya.
c. Bahasa
Bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh masyarakat walaupun ada kata-kata yang tidak dapat dipahami juga oleh masyarakat tertentu karena bahsa yang digunakan yaitu bahasa arab.
d. Ekonomi
Kehidupannya sederhana tetapi Azam mempunyai tekad yang tinggi untuk terus meraih cita-cita nya dengan berjualan tempe di Cairo Mesir.
e.Agama
Novel ini sangat menganut kepada ajaran agama Islam.
f.Politik
Di dalam Novel ini mengandung politik keagamaan seorang kiyai yang menjadi ulama besar di Cairo Mesir. 

VIII.            PENILAIAN TERHADAP NOVEL
KELEBIHAN
• Novel ini menghadirkan kisah percintaan bukan sekedar terhadap lawan jenis tapi jauh mengungkapkan kecintaan terhadap Allah.
• Merupakan salah satu novel pembangun jiwa yang penuh akan makna.
• Gaya bahasa yang ringan dan alur cerita yang mudah dimengerti membuat pembaca seakan dapat melihat apa yang ingin diperlihatkan penulis novel.
• Sarat akan pengetahuan.
KEKURANGAN
• Untuk novel dengan pengarang yang sama dan konsep yang sama pula, latar yang dipilih kurang variatif.
KEBERMANFAATAN
• Novel percintaan yang satu ini pantas di baca oleh siapa saja. Sesuai dengan konsepnya, yaitu novel pembangun jiwa, novel ini dapat memberikan semangat pada jiwa untuk lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. selain itu, novel ini penuh dengan ilmu pengetahuan yang akan memperluas wawasan kita terhadap dunia.

PENUTUP
a. Kesimpulan
Kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimana pun hidup yang kita jalani harus disyukuri karena itu adalah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup untuk meraih cita-cita yang tinggi dan dengan tekad yang yakin bahwa kita bias. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita teladani dari Novel tersebut seperti keagamaan,moral,cinta pertama yang indah,ketegaran hidup,bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak. Selain itu dapat mencontoh tokoh-tokoh yang dapat diteladani seperti tokoh-tokoh manusia sederhana jujur, tulus, gigih, giat, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, dan sebagainya.
b. Saran
Diharapkan mencari ilmu dijadikan tujuan hidup yang harus diutamakan agar terciptanya potensi unggul yang akan menjadi prestasi cemerlang dimasa mendatang seperti dalam Novel tersebut yang memperjuangkan cita-citanya.

3 komentar: