PRINSIP KERJA ROKET AIR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat
Mengikuti Ujuan
Nasional (UN)
Di SMA Negeri
Jatinangor

Oleh :
Ajeng Utami Putri NIS 111210184
Annisa Ulfadhilah NIS 111210224
Dea Shierliana Chandra NIS 111210076
Dede Fatimah NIS 111210153
Dian Setiadin NIS 111210155
Faheem Razid Fadhlullah NIS 121311280
Fikri Saiful Iman NIS 111210123
Ida Purnamasari NIS
111210089
SMA NEGERI JATINANGOR
KABUPATEN SUMEDANG
2013
PRINSIP KERJA ROKET AIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mengikuti Ujian Nasional (UN)
di SMA Negeri Jatinangor
Oleh :
Ajeng Utami Putri NIS 111210184
Annisa Ulfadhilah NIS 111210224
Dea Shierliana Chandra NIS
111210076
Dede Fatimah NIS 111210153
Devia Maulani NIS 111210262
Dian Setiadin NIS 111210155
Faheem Razid Fadhlullah NIS
121311280
Fikri Saiful Iman NIS 111210123
Ida Purnamasari NIS 111210089
Mengetahui Jatinangor, September 2013
Kepala
SMAN Jatinagor, Pembimbing,
Drs.Ade
Rohaendi, M.Si Hj.Nining
Yuningsih, S.Pd.
NIP
19650910 199412 1001 NIP
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah ini. Salawat serta salam
selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah hirobbil’alamin
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan
tema “ROKET AIR”.semoga dengan dibuatnya karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi SMA Negeri Jatinangor.
Penulis menyadari dengan sepenuh
hati, bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari motivasi,
bimbingan serta dukungan dari semua pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1.
Drs.Ade Rohaendi, M.Si,
selaku Kepala SMA Negeri Jatinangor.
2.
Hj.Nining Yuningsih, S.Pd,
selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,
memotivasi dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
3.
Irma Rahmawati, S.Pd,
selaku wali kelas XII IPA 4 yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4.
Seluruh keluarga yang
telah memberikan do’a, motivasi dan dukungan materil yang tidak henti-hentinya
diberikan kepada penulis.
5.
Rekan-rekan yang telah
memberikan motivasi kepada penulis serta
kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis untuk
menyelesaikan karya tulis ini.
Semoga
segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa
mendapat ridho dan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi SMA
Negeri Jatinangor.
Jatinangor, September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
|
KATA
PENGANTAR………………………………………………..
|
ii
|
|
DAFTAR
ISI…………………………………………………………..
|
iii
|
BAB
I
|
PENDAHULUAN
|
|
|
1.1 Latar Belakang Penelitian………………………………………….
|
1
|
|
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….
|
2
|
|
1.3 Pembatasan Masalah……………………………………………….
|
2
|
|
1.4 Tujuan……………………………………………………………...
|
3
|
|
1.5 Metode Penelitian………………………………...………………..
|
3
|
|
1.6 Manfaat…………………………………………………………….
|
3
|
|
1.7 Sistematika Penulisan……………………………………………...
|
3
|
|
|
|
BAB
II
|
KAJIAN
TEORI
|
|
|
2.1 Mengenal Roket……………………………………………………
|
5
|
|
2.2 Sejarah Roket………………………………………………………
|
8
|
|
2.3 Pengertian Roket Air…..…………………………………………..
|
10
|
|
2.4 Teori Roket Air……………………………………………….……
|
11
|
|
2.5 Komponen Roket Air………………………………………….…...
|
13
|
|
2.6 Alat dan Bahan………………………………………………….....
|
15
|
|
2.7 Cara Pembuatan Roket Air………………………………………...
|
15
|
|
2.7.1
Cara Membuat Badan Roket………………………….…….
|
15
|
|
2.7.2
Cara Membuat Peluncur (Launcher)………….…………….
|
16
|
|
|
|
BAB
III
|
PEMBAHASAN
|
|
|
3.1 Prinsip Kerja Roket Air……………………………………………
|
18
|
|
3.2 Faktor yang Mempengaruhi Laju dan Jarak Roket
Air……………
|
23
|
|
|
|
BAB
IV
|
SIMPULAN
dan SARAN
|
|
|
4.1 Simpulan……………………………………………….…………..
|
26
|
|
4.2 Saran………………………………………………….……………
|
27
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………….…………
|
32
|
|
LAMPIRAN
|
|
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Roket merupakan
wahana luar angkasa,
peluru kendali, atau
kendaraan terbang yang menghasilkan
dorongan melalui reaksi
pembakaran dari mesin
roket. Dorongan ini
terjadi karena reaksi
cepat pembakaran atau ledakan dari
satu atau lebih
bahan bakar yang
dibawa dalam roket.
Seringkali definisi roket
digunakan untuk merujuk
kepada mesin roket.
Roket pertama kali
dibuat di China
pada abad 13.
Sedangkan penggunaan roket secara intensif untuk militer, industri
dan ilmu pengetahuan dimulai pada awal abad ke-20.
Awalnya
roket hanya digunakan
untuk meluncurkan kembang
api ke udara
pada perayaan-perayaan hari
besar. Namun dalam
perkembangannya, roket digunakan
manusia sebagai senjata
perang untuk membawa
bahan-bahan peledak dan
diarahkan ke arah
musuh. Selain untuk
perang, roket juga
digunakan untuk kursi
penyelamat, kendaraan peluncur
untuk Satelit buatan,
kendaraan luar angkasa,
dan untuk melakukan
penelitian ruang angkasa.
Roket
air adalah salah satu jenis roket yang menggunakan air sebagai bahan
bakarnya. Roket air dikenal dalam
berbagai istilah, di benua Eropa roket air lebih dikenal dengan istilah aquajet namun di beberapa tempat dikenal
juga dengan istilah roket botol.
Roket
air merupakan salah satu alat peraga pembelajaran IPA yang disediakan di Museum
Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Taman Mini Indonesia Indah
Jakarta. Dengan roket air kita bisa mempelajari pelajaran IPA khususnya fisika
dengan mudah dan mengasyikan. Selain itu, rancangan dan proses pembuatannya
yang tidak begitu rumit, peralatan dan bahan-bahan yang
diperlukan dalam pembuatan roket air
pun banyak terdapat di sekitar lingkungan sekolah
dan rumah, sehingga mudah dalam proses pembuatannya. Walaupun
memang roket air sudah tidak asing di telinga kita, namun tak menutup
kemungkinan bahwa masih ada orang yang belum mengenal roket air, terutama
siswa-siswi SMAN Jatinangor. Maka
dari itu, penulis memilih roket air sebagai tema dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Hukum fisika apa saja yang digunakan
saat peluncuran roket air?
2. Faktor apa sajakah yang dapat
mempengaruhi laju dan jarak roket air?
1.3
Pembatasan Masalah
Dalam karya tulis ini, penulis membatasi tentang hal – hal yang
mempengaruhi cara kerja roket air dari
hukum fisika yang mendasarinya.
1.4
Tujuan
1. Untuk membuktikan hukum - hukum
fisika yang berlaku pada saat peluncuran
roket air.
2. Untuk mengetahui jarak yang dapat
ditempuh oleh roket dalam berbagai sudut.
1.5
Metode Penelitian dan Teknik
Pengumpulan Data
Pada penulisan karya tulis ini, kami
menggunakan beberapa metode, diantaranya yaitu melakukan observasi ke objek
wisata, metode angket dan melakukan praktikum peluncuran roket yang telah kami
buat.
1.6
Manfaat
1. Agar lebih memahami prinsip hukum
fisika yang berlaku pada roket air.
2. Agar dapat menerapkan proses
pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa dengan menggunakan alat peraga.
1.7
Sistematika Penulisan
Cover luar
Cover dalam
Lembar pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Metode Penelitian dan Teknik
Pengumpulan Data
1.6 Manfaat
1.7 Sistematika Penulisan
Bab
II Kajian Pustaka
Bab
III Pembahasan
Bab
IV Simpulan dan Saran
Daftar
Pustaka
Lampiran
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Mengenal Roket
Roket merupakan wahana
luar angkasa, kendaraan terbang yang menghasilkan dorongan melalui reaksi
pembakaran dari mesin roket. Pada awalnya ketika baru dikembangkan, roket digerakkan berkat
hasil pembakaran bahan bakar minyak gas dan oksigen cair. Campuran itu
menghasilkan gas panas yang meledak ke bawah dan mendorong roket ke atas. Saat
ini, roket sudah dikembangkan menjadi lebih canggih yaitu dapat menggunakan
bahan bakar padat maupun bahan bakar cair. Untuk penjelajahan angkasa luar yang
tidak terdapat udara maka roket harus membawa sendiri bahan bakar dan oksigen
untuk menghasilkan daya dorong yang diperlukan.
Ukuran Roket berbeda dari
model kecil yang biasa dibeli sebagai kembang api, atau roket hobi, sampai yang berukuran besar seperti
Saturn V yang digunakan untuk program
Apollo.
Kebanyakan
roket saat ini adalah roket kimia. Mesin
roket ini memerlukan bahan bakar padat atau cair, seperti bahan bakar cair. Mesin utamanya digunakan untuk melepaskan diri dari gravitasi bumi. Reaksi kimia ditempatkan
di ruang bakar dengan bahan bakar
berupa udara
atau oksigen bila di
ruang angkasa. Gas
panas yang dihasilkan mengalir dengan tekanan tinggi keluar melalui saluran yang menuju ke arah belakang roket.
Tekanan gas yang menyembur keluar
inilah yang menghasilkan gaya dorong bagi
roket sehingga roket dapat bergerak
maju ke atas.
Terdapat
konsep jenis
roket lain yang semakin sering digunakan di luar angkasa seperti menggunakan dorongan ion, yang menggunakan energi elektromagnet dan bukan tenaga dari reaksi kimia. Roket termal nuklir juga telah
dibangun, tetapi tidak pernah digunakan.
Kemajuan teknologi di
berbagai belahan dunia menambah wawasan bagi para fisikawan untuk terus
mengembangkan pengetahuannya. Sejalan dengan kemajuan teknologi itulah kini
terus berkembang berbagai roket air, yaitu :
1.
SaturnV
Saturn V merupakan roket terbesar di dunia dan paling bertenaga yang pernah dibangun dalam sejarah umat manusia. Ini adalah roket yang memungkinkan bagi manusia untuk mendarat di Bulan. Saturn V tingginya hampir 363 kaki setinggi gedung 40 lantai.
Saturn V merupakan roket terbesar di dunia dan paling bertenaga yang pernah dibangun dalam sejarah umat manusia. Ini adalah roket yang memungkinkan bagi manusia untuk mendarat di Bulan. Saturn V tingginya hampir 363 kaki setinggi gedung 40 lantai.
2. N-1
N-1
adalah roket yang cukup bertenaga dan roket terbesar yang dikembangkan
oleh soviet untuk mengirim orang ke Bulan. Namun semua roket tersebut telah
hancur selama penerbangan uji coba mereka N-1 panjangnya sekitar 344,5 meter.
3. Ares-1
Ares-1 adalah roket lain yang dirancang AS yang saat ini sedang dalam pembangunan. Setelah pension dari shuttle, Ares akan menjadi transportasi manusia untuk pergi ruang angkasa dan bahkan ke Bulan lagi. Ares-1 memiliki panjang 310 kaki dan didukung oleh satu mesin roket padat selama lepas landas.
Ares-1 adalah roket lain yang dirancang AS yang saat ini sedang dalam pembangunan. Setelah pension dari shuttle, Ares akan menjadi transportasi manusia untuk pergi ruang angkasa dan bahkan ke Bulan lagi. Ares-1 memiliki panjang 310 kaki dan didukung oleh satu mesin roket padat selama lepas landas.
4. DeltaIV
Delta IV adalah roket yang dirancang AS dengan tujuan untuk penggunaan militer dan komersial. Roket ini memiliki ketinggian 206 meter.
Delta IV adalah roket yang dirancang AS dengan tujuan untuk penggunaan militer dan komersial. Roket ini memiliki ketinggian 206 meter.
5. AtlasV
Atlas V adalah roket buatan Amerika Serikat yang dirancang untuk membawa beban berat untuk diangkut ke orbit Bumi. Roket ini memiliki ketinggian 195 kaki dan memiliki total angkat dari massa 333.298 kg.
Atlas V adalah roket buatan Amerika Serikat yang dirancang untuk membawa beban berat untuk diangkut ke orbit Bumi. Roket ini memiliki ketinggian 195 kaki dan memiliki total angkat dari massa 333.298 kg.
Selain kelima
roket di atas, terdapat
pula roket terbesar
karya Indonesia. Indonesia
sukses melakukan uji
coba terbang roket
RX-420. Roket dengan
jarak tempuh 101
kilometer dan dapat
mencapai ketinggian 53
kilometer itu merupakan
roket terbesar yang
pernah diuji.
Selain
roket tersebut ada
juga beberapa roket
hasil karya Indonesia,
diantaranya :
1. Ariane
5
Uji terbang pertama
Ariane 5 yang gagal pada bulan Juni 1996, dengan perusakan diri selama 37 detik
setelah diluncurkan karena kerusakan pada software kontrol, yang tak diragukan
lagi salah satu bug komputer paling mahal dalam sejarah. Roket ini memiliki
ketinggian 193 kaki.
2. Space
Shuttle
Sekarang tiba disini
dengan mesin canggih, yaitu pesawat ulang alik. Dibuat di USA, Pesawat Ulang
Alik sedang digunakan untuk pengiriman kargo dengan ukuran sedang ke orbit dan
dioperasikan oleh tujuh awak laki-laki. Space Shuttle memiliki tinggi
sepanjangi 184 kaki.
3. H-Iibrocket
H-IIB adalah roket
berbahan bakar cair buatan Jepang yang menyediakan sistem peluncuran untuk
tujuan utama peluncuran H-II Transfer Vehicle (HTV) terhadap Stasiun Luar
Angkasa Internasional (ISS). Ini memiliki ketinggian 56m.
4. Falcon
9
Falcon 9 adalah
dua-tahap dapat digunakan untuk orbit; oksigen cair dan minyak roket bertenaga
meluncurkan kendaraan yang diproduksi oleh SpaceX. Roket ini masih di dalam
pengembangan dan akan diluncurkan pada akhir 2009. Roket ini memiliki
ketinggian 178 kaki.
5. Proton
Proton pertama
diluncurkan pada tahun 1965 dan sistem peluncuran masih digunakan pada 2009,
yang menjadikannya salah satu dari para pendukung paling sukses berat dalam
sejarah luar angkasa. Ini memiliki ketinggian 53 m.
2.2
Sejarah
Roket
Roket pertama
dibuat di Cina
pada abad ke-13.
Semenjak awal di
Cina, roket digunakan
sebagai kembang api
yang mampu melesat
ke udara hingga
membentuk kembang api
raksasa di angkasa.
Belakangan kembang api
dikembangkan menjadi roket
dan dijadikan sarana
untuk membawa muatan
dengan tujuan perang
maupun damai.
Pada masa
perang, kembang api berubah
fungsi menjadi sarana
peluncur panah api.
Senjata ini antara
lain digunakan tentara
China atau Chin
Tartar untuk menghalau
serangan bangsa Mongolia
yang dipimpin Kai
Feng Fu pada
tahun 1232. Lewat
jalur perdagangan, pengetahuan
tentang pembuatan mercon
itu sampai ke
India dan bahkan
sampai kepada bangsa
barat. Ditangan bangsa barat
mercon dikembangkan menjadi
roket melalui serangkaian penelitian
selama lima abad yaitu
sejak abad ke-13
sampai ke-18. Nama
Roket berasal dari
Italia Rocchetta (yaitu
sekering kecil), nama
petasan kecil yang
diciptakan oleh artificer
Italia Muratori di 1379.
Nama-nama ilmuan
barat yang mempunyai peran
cukup nyata dalam
perkembangan roket diantaranya
Robert Anderson. Ilmuan
Inggris ini pada
tahun 1696 membuat
cetakan roket dan
campuran bahan bakar
roket yang disebut
propelan. Memasuki tahun
1806, roket sudah
digunakan oleh armada
perang Napoleon tetapi
hasilnya belum akurat
untuk menembak sasaran.
Baru pada awal
abad ke-20 muncul
dua orang ilmuwan
yang bermimpi menggunakan
roket untuk ke
ruang angkasa, yaitu
Konstantin Tsiolkovsky dari
Rusia dan Robert Goddard dari
Amerika Serikat.
Roket modern
bermula ketika Robert
Goddard seorang insinyur
dari Amerika Serikat
meletakkan corong de
Laval pada kamar
pembakaran mesin roket,
menggandakan daya dorong
dan meningkatkan keefisienan
pada roket. Kemudian
pada tahun 1926,
Robert Goddard berhasil
meluncurkan roket pertama
di Auburn Massachusetts. Roket
ini menggunakan minyak dan
oksigen dan bias
meluncur sampai ketinggian
12 meter. Selanjutnya
Goddard merancang roket
yang lebih besar
dan lebih cepat,
hingga bisa terbang sampai
ketinggian 2 km.
Di tangan
bangsa Jerman, yang
dimotori Hermann Oberth
dan Wernher von
Braun, roket menjadi senjata
ampuh sebagai peluru
kendali disebut Roket
V-2 (Vergelstungswaffe Zwei) yang
digunakan pada perang
dunia II. Mereka
juga merintis pengembangan
roket sebagai wahana pembawa
muatan yang kemudian
menjadi cikal bakal
dalam memajukan roket modern.
Setelah perang
dunia ke-II dengan
kalahnya Jerman dan
sekutunya, maka teknologi
peroketan ini dibawa
ke Uni Soviet
dan Amerika Serikat.
Di dua negara
ini roket mengalami
perkembangan yang sangat
pesat.
Amerika Serikat
dan Uni Soviet
mengembangkan roket untuk
peluru kendali pada
tahun 1950. Ditangan
Konstantin Tsiolkovsky, Uni
Soviet kemudian berhasil
meluncurkan roket pembawa
satelit Sputnik ke
orbit di ruang
angkasa pada 4
Oktober 1957. Keberhasilan peluncuran
satelit untuk pertama
kali itu disusul
peluncuran roket yang
membawa Sputnik II
wahana ruang angkasa
berawak. Dan pada
tahun 1961, dengan
menggunakan roket A-1
kosmonot pertama Rusia
Yuri Gagarin menjadi
orang pertama di
dunia yang pergi
keluar angkasa.
Sedangkan Amerika
Serikat pada tahun 1969, dengan
menggunakan roket Sarturnus
V yang membawa
pesawat Apollo yang
diawaki oleh Neil
Amstrong dan Edwin
Aldrin membuat sejarah
dengan menjadi manusia
pertama yang menginjakan
kakinya di bulan.
Saat ini
angkasa luar menjadi
bisnis yang sangat
menjanjikan dengan nilai
transaksi yang sangat
besar, sehingga roketpun
disewakan oleh beberapa
pemasok untuk meluncurkan
satelit komersial ke
dalam orbit. Pemasok
utama adalah NASA
dan European Space
Agency (ESA).
2.3
Pengertian
Roket Air
Roket air
adalah roket yang berbahan bakar
pendorong air dan udara bertekanan. Roket ini
menggunakan bahan bakar air untuk
bergerak atau meluncur sehingga boleh dibilang roket air ini adalah roket yang
ramah lingkungan.
Karena roket ini menggunakan bahan bakar air untuk bergerak atau meluncur maka boleh
dibilang roket air ini adalah roket yang ramah lingkungan. Seperti kita ketahui bersama bahwa
udara dalam suatu ruangan akan menekan ke segala arah dan akan mengalir menuju
tekanan yang lebih rendah. Dengan dasar tersebut jika suatu botol diisi
dengan udara dengan tekanan tertentu maka udara dalam botol akan menekan ke
segala arah dan jika dilubangi pada suatu titik maka udara akan keluar dari
lubang tersebut dan akan menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari keluarnya
udara.
Air yang
terdorong keluar akan mendorong udara bebas sehingga roket bisa meluncur.
Komposisi air dan udara juga mempunyai perbandingan tertentu agar menghasilkan
dorongan yang maksimal. Karena besarnya tekanan udara yang dimanfaatkan harus
sesuai dengan air yang diisi, sehingga pada akhirnya udara yang dimanfaatkan
cukup untuk mendorong air yang diisikan ke dalam badan roket.
Roket
air mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2005/2006. Roket air adalah sebuah
pesawat sederhana yang dapat kita buat hanya dengan modal kemauan dan
keterampilan. Roket air dibuat untuk banyak proses yaitu; untuk menentukan
tekanan udara didalam roket, untuk mengukur ketinggian dan kecepatan udara.
Tetapi yang sangat di tonjolkan pada
prinsip kerja roket air adalah hukum tekanan udara.
Prinsip dasar roket merupakan implemantasi dari
perubahan momentum serta Hukum III Newton mengenai aksi-reaksi. Dalam dunia
pendidikan, berbagai percobaan bisa dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik mengenai prinsip dasar roket mulai dari percobaan yang sederhana
menggunakan botol-botol bekas minuman soda.
2.4
Teori
Roket Air
Roket air merupakan bentuk praktik dari
pelajaran atau teori fisika yang biasa dipelajari di sekolah. Khususnya
mengenai tekanan dan gaya dorong yang disebabkan udara. Tak hanya menjadi
wahana praktik, roket air ternyata sudah dikenal di kalangan komunitas pecinta
ilmu pengetahuan.
Prinsip propulsi roket akan dianalogkan
dengan menggunakan roket air sederhana. prinsipnya yaitu, botol akan meluncur
bila botol diberi tekanan udara yang tinggi (dari pompa), dan didalamnya diberi
sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan yang lebih besar. Botol kemudian
bertekanan dengan gas, biasanya udara dikompresi dari sebuah Pompa sepeda,Kompresor udara,
tapi kadang-kadang CO 2 atau nitrogen dari
sebuah silinder.
Prinsip kerja roket ini merupakan
penerapan dari hukum III Newton dan hukum kekekalan momentum. Gaya dorong yang
bekerja pada roket merupakan gaya yang bekerja pada roket akibat gas yang
dikeluarkan. Agar roket dapat dipercepat keatas maka gaya dorong harus lebih
besar dari gaya eksternal. dan diperoleh kelajuan gerak roket untuk kelajuan
roket yang bergerak tanpa gaya eksternal.
Air dan gas yang digunakan dalam
kombinasi, menyediakan sarana untuk menyimpan energi potensial yang mampat, dan
air meningkatkan fraksi massa dan
memberikan momentum yang lebih besar ketika dikeluarkan dari nozzle roket.
Kadang-kadang aditif digabungkan dengan air untuk meningkatkan kinerja dalam
berbagai cara. Sebagai contoh: garam dapat ditambahkan untuk meningkatkan
densitas massa mengakibatkan reaksi yang lebih tinggi yang disebut dorongan spesifik.
Sabun juga kadang-kadang digunakan untuk membuat busa padat di roket yang
menurunkan kepadatan massa reaksi tetapi meningkatkan durasi dorong.
Dasar
hukum roket air adalah hukum III Newton
/aksi-reaksi yang berisi : “Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain,
maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut
memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah.”
Teori
dasar peluncuran roket air, sama dengan percobaan balon yang meluncur ke atas.
Roket air memberikan gaya aksi yang sangat besar kepada gas, dengan mendorong
gas keluar, dan gas tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar, dengan
mendorong roket air ke atas. Gaya dorong yang diberikan gas kepada roket air
sama besar dengan gaya yang diberikan roket air kepada gas, hanya arahnya
berlawanan. Roket air mendorong gas ke bawah, gas mendorong roket air ke atas.
Inilah yang disebut hukum aksi-reaksi /
hukum III Newton .
2.5
Komponen
Roket Air
Roket air didesain untuk memenuhi
kriteria tertentu, misalnya desain roket untuk mencapai ketinggian maksimum
berbeda dengan desain roket untuk ketepatan target, oleh karena itu bentuk,
ukuran dan jumlah komponen tiap desain roket air berbeda-beda. Pada umumnya
bagian-bagian roket adalah nose cone, body, fin, nozzle dan bagian-bagian lain
untuk menambah kestabilan dan nilai estetika.
1. Nose cone
Nose cone adalah bagian yang paling
ujung dari sebuah roket, bentuk nose cone mempengaruhi kestabilan roket saat
meluncur, selain itu juga menentukan kecepatan roket. Nose cone dibuat lancip
agar mempunyai kecepatan yang maksimal karena ujung yang lancip dapat lebih
mudah membelah udara.
2. Body
Dalam pembuatan roket air sering
kali ruang kompresi roket dibuat sebagai body roket pula. kontur botol bekas
air mineral kebanyakan mempunyai alur-alur yang dapat berpengaruh pada hambatan
angin yang di terima roket. Selain itu, karena terpengaruh oleh tekanan udara
di dalam ruang kompresi, kekuatan body menjadi berkurang setelah diluncurkan,
sehingga tidak bisa dipakai berulang-ulang, jika dipaksakan berpotensi
menimbulkan kecelakaan/ roket meledak.
3. Fin (Sayap
roket)
Fin adalah bagian yang sangat
penting dari sebuah roket. Fin berfungsi sebagai pengarah aliran udara dari
ujung roket menuju belakang. Oleh karena itu fin berfungsi membuat gerakan
roket lebih stabil. Seperti halnya nose cone, bentuk fin juga berpengaruh pada
kestabilan. Kecepatan roket juga berpengaruh pada pemilihan bentuk fin. Lebar fin juga mempengaruhi luas penampang
roket, makin lebar fin, makin lebar pula luas penampang roket. Makin lebar luas
penampang roket makin mudah roket mengalirkan udara, tetapi juga makin besar
hambatan udara yang diterima roket.
4. Nozzle
Nozzle adalah salah satu bagian
penting dari sebuah roket karena nozzle juga menentukan besarnya thrust. Ukuran
nozzle juga mempengaruhi kecepatan dan thrust duration. selain sebagai lubang
keluarnya campuran air dan udara, nozzle juga berfungsi sebagai penghubung
antara roket dengan Peluncur. Karena menghubungkan antara roket dengan Peluncur
maka desain Peluncur, nozzle dan roket harus sesuai, karena itu bentuk nozzle
menjadi beragam.
5. Wings
(sayap)
Ukuran
wings yang bagus adalah yang tidak terlalu lebar atau tidak terlalu sempit,
karena dapat berpengaruh pada kestabilan roket saat meluncur. Fungsi dari wings
adalah sebagai pengarah aliran udara dari ujung roket menuju belakang. Selain
itu juga, sebagai penyeimbang ketika roket meluncur di udara agar tetap stabil.
2.6
Alat
dan Bahan
a. Dua botol bekas air mineral
b. Pipa
Paralon ½ inch 1 meter
c. Lembaran
polycarbonat (dipakai untuk atap atap kanopi)
d. Cable
ties berjumlah 7-10
e. Dua penutup pipa paralon ( Dop tanpa ulir) ukuran
½ inc
f. Pentil
(air intake) sepeda motor
g. Lembaran
fiber (untuk nose cone)
h. Sambungan
pipa berbentuk T
i.
Beberapa lembar Koran
(untuk pemberat)
j.
Sambungan pipa paralon
1 inc
k. Gunting,
lem paralon, lakban bening, lakban hitam, cutter,double tape, lem super,
gunting, karet O ring, benang kasur, benang, paku, palu
2.7
Cara
Pembuatan Roket Air
2.7.1
Cara
Membuat Body Roket
1) Ambil
satu botol kemudian potong bagian bawahnya. Masukan alas botol yang belum
dipotong ke dalam botol yang sudah berlubang dan rekatkan dengan lakban bening.
2) Buatlah
sayap menggunakan lembaran polycarbonate dengan bentuk sesuai selera dan
ukurannya sama. Bisa bentuk segitiga siku-siku , bujur sangkar, atau setengah
bulan sabit. Kemudian rekatkan pada ujung botol yang tidak dipotong menggunakan
lakban bening.
3) Buatlah
bagian nosecone menggunakan fiber. Caranya buatlah lingkaran dengan diameter
yang diinginkan. Tergantung dari ujung botol lancip atau tumpul. Apabila ujung
botol semakin lancip maka diameter lingkarannya harus semakin lebih lebar.
Kemudian buatlah bentuk kerucut. Rekatkan sisinya menggunakan doubletape.
Masukan pemberat ke dalam kerucut dan rekatkan di ujung kerucut dengan double
tape agar posisinya tetap saat meluncur. Kemudian satukan nosecone dengan botol
mengunakan lakbanbening.
2.7.2
Cara
Membuat Peluncur (Launcher)
1) Potong
pipa paralon ½ inch menjadi 3 bagian dengan ukuran yang berbeda-beda, paralon
pertama berukuran 23cm, yang kedua kira-kira berukuran 13cm, yang ketiga
berukuran 8cm dan yang terakhir berukuran 6-7cm. Rangkailah paralon yang
berukuran 23cm dengan paralon yang berukuran 8cm menggunakan sambungan paralon
menjadi lurus. Kemudian satukan semua pipa dengan sambungan pipa T . Sumbat pipa yang berukuran 13cm menggunakan
lem pipa. Lalu, lubangi dop yang satunya menggunakan paku dan palu atau kalau
mau lebih efisien, bisa menggunakan bor. Setelah dilubangi, masukkan pentil ban
melewati lubang tadi yang sudah diberi lem terlebih dahulu.
2) Susun
cable teast mengelilingi sambungan pipa yang menggelembung dan rekatkan dengan
lakban hitam supaya lebih kuat. Lubangi pipa yang berukuran 1 inchi di bagian
bawah dan ikat menggunakan benang kasur . cara ini digunakan supaya orang yang
menarik pelatuk tidak basah setelah menarik pelatuk. Masukan sambungan pipa ukuran
1 inch sehingga posisi cable teast berada di dalam sambungan tersebut. Fungsi
dari cable teast dan sambungan ini adalah sebagai penahan agar roket tidak
terlepas sebelum mencapai tekanan yang maksimal.
3) Ujung
pipa bagian badan huruf T diberi Dop yang telah di pasang pentil (air intake
sepeda motor). Kemudian diberi lem paralon. Fungsinya adalah untuk
menghubungkan peluncur denga pompa.
4) Usahakan
di setiap sambungan jangan sampai ada lubang supaya udara tidak dapat keluar
ataupun masuk.
BAB III
PEMBAHASAN
III.
1 Prinsip kerja roket air
1.
Dimasukkan air (fluida
cair) secukupnya ke dalam badan roket air melalui mulut botol (Untuk gaya
dorong maksimum, volume air sepertiga volume botol). Air digunakan sebagai
medium pendorong roket air (massa jenis air lebih besar dari pada massa jenis
udara).
Sesuai dengan hukum Tekanan
Hidrostatis : "Semakin besar massa
jenisnya (ρ) maka semakin besar gaya dorong roket (FA)".
FA
= ρ . g . h
2.
Setelah itu tutup nozzle roket
3. Masukkan launch tube (pipa
yang lurus pada launcher) kedalam roket lewat nozzle .
Launch tube roket air memiliki
luas penampang yang jauh lebih kecil dibandingkan mulut botol, Sesuai dengan
Hukum Pascal : "Semakin kecil luas
penampang (A1), semakin besar gaya dorong yang dihasilkannya (F2)"
4. Jepit nozzle dengan kable
ties dan pipa paralon ½ inchi menutupi cable ties ( ini dilakukan agar mencegah
roket meluncur terlalu cepat / belum pada waktunya)
5. Sambung pompa sepeda
dengan pentil yang berada di launcher.
6.
Sudut peluncuran roket diatur sedemikian rupa
Lintasan
roket air berbentuk parabola. Gerak parabola merupakan
resultan perpindahan suatu benda yang serentak melakukan gerak lurus beraturan
pada arah horizontal dan gerak lurus berubah beraturan pada arah vertikal.
Untuk
menempuh jarak terjauh digunakan sudut 450 terhadap garis
horizontal.

Sesuai
dengan rumus Gerak Vertikal Ke atas lintasan parabola :

7.
Dilakukan pemompaan. pemompaan bertujuan untuk memampatkan
volume.
Sifat
fluida adalah menekan ke segala arah. maka ketika udara dipompakan ke dalam
roket, air akan terdorong oleh tekanan udara didalam roket yang menekan ke
segala arah.

Sesuai
dengan Hukum Tekanan (Pascal) : "bahwa Tekanan
yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan
sama besar"
Volume
berbanding terbalik dengan tekanan. Semakin kecil volum semakin besar tekanan.
(Semakin besar frekuensi pemompaan atau semakin banyak dipompa, semakin jauh
jarak yang ditempuh roket, namun pemompaan yang berlebihan dapat merusak pompa
itu sendiri dan juga merusak roket).
Sesuai
dengan hukum Tekanan Hidrostatis : "Semakin
besar tekanan, gaya dorongnya juga akan semakin besar".
P
≈ F
(P berbanding lurus dengan F)
(P berbanding lurus dengan F)
8. Pada saat pemompaan dirasa cukup, tarik pipa ½ inchi ke
bawah. Ini dilakukan agar cengkraman dari pipa ½ inchi terlepas dan cable ties
melepas jepitan dan roket air pun dapat mengangkasa ke udara.
BAB IV
SIMPULAN dan SARAN
4.1
Simpulan
Setelah
penulis melakukan percobaan terbukti bahwa saat peluncuran yang dimulai dari
pengisian air ke dalam roket hingga berhentinya roket saat diluncurkan terdapat
beberapa hukum fisika yang melandasinya, hukum-hukum yang dipakai antara lain :
1. Hukum
Tekanan Hidrostatis
FA
= ρ . g . h
2. Hukum
Pascal
3. Gerak
Parabola

4. Momentum dan Impuls
I=Δp
I = F. Δt
5.
Hukum Newton III
Faksi = -
Freaksi
6.
Hukum II Newton.
∑F
= m. A
Dengan cara kerja peluncuran roket
airnya yaitu :
9.
Dimasukkan air (fluida
cair) secukupnya ke dalam badan roket air melalui mulut botol
10. Setelah itu tutup nozzle
roket
11. Masukkan launch tube (pipa
yang lurus pada launcher) kedalam roket lewat nozzle.
12. Jepit nozzle dengan kable
ties dan pipa paralon ½ inchi menutupi cable ties ( ini dilakukan agar mencegah
roket meluncur terlalu cepat / belum pada waktunya)
13. Sambung pompa sepeda
dengan pentil yang berada di launcher.
14. Sudut peluncuran roket diatur
sedemikian rupa
15.
Dilakukan pemompaan. pemompaan bertujuan untuk memampatkan
volume.
16.
Saat pemompaan dirasa cukup, tarik pipa ½ inchi ke bawah. Ini
dilakukan agar cengkraman dari pipa ½ inchi terlepas dan cable ties melepas
jepitan dan roket air pun dapat mengangkasa ke udara.
Hal yang mempengaruhi laju dan
jarak roket air
Dari
cara kerja dan rumus yang dipakai dalam roket,
dapat ditemukan hal-hal yang dapat mempengaruhi ketinggian, laju dan
jarak roket air, antara lain :
a. Wings/
Fin (sayap)
Jumlah
sayap yang baik digunakan sejumlah 3 sayap
b. Body
( Botol)
Soft
drink yang baik digunakan untuk badan roket air.
c. Nose
cone
Nose
cone yang baik adalah nose cone yang berbentuk kerucut.
d. Nozzle
Ukuran
nozzle yang baik adalah ukuran nozzle yang kecil.
e. Besar
volume air yang di isikan ke dalam roket
Volume
air dalam botol yang paling ideal adalah 1/3 volume botol.
f. Tekanan
yang di berikan ke dalam roket ( cara memompa )
Teknik
memompa diawali dengan pelan-pelan kemudian cepat.
g. Sudut
Peluncuran
Untuk
mencapai tinggi yang maksimum dalam peluncuran roket digunakan sudut 45º.
Sedangkan untuk memperoleh jarak terjauh digunakan sudut 60º dalam peluncuran.
4.2
Saran
Penulis
berharap setelah dibuatnya karya tulis ilmiah ini lebih meningkatkan kretivitas
para siswa. Dengan dibuatnya karya tulis ilmiah ini semoga dapat memotivasi
para guru untuk menerapkan alat peraga roket air dalam metode pembelajaran khususnya dalam mata
pelajaran fisika yang akan diberikan. Agar siswa dapat lebih memahami mengenai
materi fisika . Selain
itu dengan adanya karya tulis ilmiah ini menjadi kajian awal dalam menganalogikan
suatu teknologi dengan alat dan bahan sederhana dan dapat menjadi salah satu
media ajar dalam konsep momentum dan impuls.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar